Popular Post



Berawal dari kisah keberadaan dua kerajaan pada saat itu, yaitu kerajaan Mengwi di bawah kekuasaan Anak Agung Ringkus dan Kerajaan Kaba-Kaba di bawah kekuasaan Arya belog. Kedua kerajaan tersebut menjalin hubungan persahabatan sangat erat, terbukti dengan adanya hubungan saling mengunjungi antara mereka.
Pada suatu hari, Raja Mengwi beserta rakyatnya berkunjung ke Kerajaan Kaba-Kaba. Kedatangan mereka disambut pleh rakyat kaba-Kaba di perbatasan wilayah. Sambil beristirahat, rakyat kedua kerajaan terlibat dalam pembicaraan santai, termasuk membincangkan keadaan di masing-masing kerajaan. Masalah kesejahteraan rakyat dan sikap kepemimpinan raja juga menjadi bahan perbincangan.
Dalam perbincangan, salah seorang rakyat Kaba-Kaba mengatakan bahwa rajanya adalah seorang raja yang tampan, sementara Raja Mengwi mempunyai janggut sangat panjang seperti domba. Rakyat Mengwi tidak terima atas perkataan tersebut dan melaporkan hal ini kepada Anak Agung ringkus. Wilayah yang saat ini bernama dusun Kebayan adalah tempat   dimana Raja Mengwi di-kabayanin (kena baya), dihina oleh rakyat Kaba-Kaba.
Adanya laporan terkait perkataan rakyat Kaba-Kaba mengakibatkan Raja Menwi murka lantaran menganggapnya sebagai suatu penghinaan. Raja mMengwi kemudian mengirimkan utusan ke Kerajaan Kaba-Kaba, mengatakan bahwa Raja Mengwi menginginkan 17 penggalan kepala rakyat Kaba-Kaba sebagai tebusan atas hinaan. Apabila raja Kaba-Kaba menolak keinginan tersebut, Raja Mengwi akan memutuskan hubungan persaudaraan diantara mereka yang berarti mereka saling bermusuhan.
Raja Kaba-Kaba sangat marah terhadap permintaan Raja Mengwi dan menolak mentah-mentah permintaan tersebut. Alasannya, apa yang dikatakan rakyatnya hanya bercanda. Selain itu memang kenyataan kalau Raja Mengwi pada waktu itu mempunyai janggut yang panjang seprti domba.
Karena penolakan permintaan tersebut, singkat cerita, terjadilah perang di daerah utara sebagai tempat strategis untuk berperang. Lokasinya merupakan daerah kosong, hanya ditumbuhi padang ilalang. Daerah ini dulunya bernama Dusun perang, kemudian berubah menjadi Carik padang. Dusun Carik padang adalah Dusun pertama di Desa Nyambu, tempat pertama yang digempur Kerajaan Mengwi.
Setelah  Carik Padang, perang bersambung ke daerah selatan. Tempat ini kemudian di kenal dengan dusun Nyambu, berasal dari kata ”nyambung”. Darah ini merupakan pos pertama kerajaan Kaba-Kaba. Ketika merasa pertahanannya sudah jebol, rakyat Kaba-Kaba di sekitar Dusun Nyambu dengan gagah berani ikut berperang dan mempertahankan jiwa raganya. ”ngetohin jiwa”, mempertahankan diri dari serbuan Kerajaan mengwi. Lama-kelamaan lokasi tersebut dinamakan Dusun Toh Jiwa.
Sementara, Dusun Mundeh dulunya merupakan daerah tertua di Desa Nyambu. Sebelum ada kerajaan Kaba-Kaba, Mundeh merupakan wilayah pecahan Tanah Lot . Cerita dimulai ketika Dang Hyang Dwijendra mengirim 15 peranda, pendeta ke daerah itu yang dulu bernama Griya Beneng Kangin. Dulu, Mundeh dikelilingi alas keben-keben dan kemudian dikenal dengan nama Desa Kaba-Kaba. Di Dusun Mundeh terdapat Pura Rsi, tempat penyungsungan bagi para kaum brahmana tersebut.
Para pendeta kemudian mendirikan padukuhan di selatan Mudeh, tempat mengajarkan segala hal tentang keagamaan. Sehingga, tempat tersebut dikenal dengan nama Dusun Dukuh.


Gambar Perbatasan Desa Nyambu

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Informasi Desa Nyambu - Pemberdaya Blogger - Designed by Mahasiswa KKN UNDIKSHA 2015 - Create by Sinta Laraswati -